Juni 11, 2013

PERANAN GIS DALAM PERENCANAAN KOTA



1.   Apa sih GIS/SIG itu???
SIG merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dapat digunakan oleh berbagai disiplin ilmu sehinggaa computer system for capturing, managing, integrating, manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to the Earth). ESRI sebagai suatu vendor besar yang bergerak dalam bidang GIS mendefinisikan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, memuktahirkan, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi. Berdasarkan International GIS Dictionary, pengertian dari SIG adalah sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data yang bereferensi geografis atau data geospatial.
 Secara umum, fungsi GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam bentuk informasi spasial berikut data atributnya yang bisa mendukung dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
2.   Peranan GIS
  
Fungsi dasar peta (GIS) adalah menempatkan sesuatu sesuai keberadaan atau kejadiannya di muka bumi. Beberapa keuntungan lain yang didapat dari GIS antara lain; dengan GIS terutama jika menggunakan komputer maka perubahan yang terjadi bisa digambarkan dengan cepat jika dibandingkan dengan cara manual yang harus menggambarkan segala sesuatunya dari awal semisal menggambar peta desa manual dan kemudian menambahkan informasi baru tersebut. Dengan GIS, sejak awal peta desa menjadi obyek tersendiri yang terpisah dari obyek lainnya misal lokasi satu rumah, di mana bisa dipakai lagi untuk keperluan lain.
GIS mempunyai fungsi penyimpanan yang terstruktur sesuai keinginan si pemakai. Sehingga dengan begitu beberapa hal yang tidak perlu (misal penggambaran manual dan pengulangan) menjadi tidak selalu diperlukan, sehingga pekerjaan bisa lebih sederhana dan efektif. Selain itu perubahan-perubahan informasi bisa dimasukan dan digambarkan secara cepat karena menggunakan komputer.
Disamping itu semua, fungsi sangat penting adalah kemampuan GIS untuk menganalisa informasi-informasi geografis dalam memahami fenomena ruang yang terjadi dan kemudian hal tersebut menjadi acuan untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkatan kehidupan.
Hal ini juga ditunjang dengan maksud, latar belakang, dan metode-metode atau pengetahuan yang terlibat di dalam proses melakukan GIS. Contoh, GIS bisa memetakan trend atau pola sesuatu, dia bisa menggambarkan di mana saja wilayah-wilayah yang rentan bencana di suatu kabupaten setelah menganalisa data-data/peta curah hujan, lereng, jenis tanah, tutupan lahan, dan kejadian bencana sebelumnya hanya dalam waktu singkat.
Perencanaan wilayah sangatlah terbantu dengan adanya GIS,  seperti dalam merencanakan pembangunan sarana kesehatan di suatu maka seorang perencana harus melihat akan kondisi eksisting lokasi yang akan dibangun. Kemudian menganalisa mengenai persebaran penduduk dan juga radius pelayanan masyarakat berdasarkan data GIS yang ada. Dalam hal ini tentunya keberadaan GIS sangatlah membantu dalam perencanaan.
Bahkan GIS digunakan juga untuk hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan, di dalam pemberdayaan masyarakat misalnya, beberapa organisasi non pemerintah menggunakan GIS dalam pemetaan partisipatif bersama masyarakat desa. Ini bisa membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat atas apa yang ada dan terjadi di wilayah mereka.
Selain itu juga GIS menghasilkan alat komunikasi yang efektif, peta bisa digunakan sebagai alat negosiasi dan bahkan bisa mempengaruhi keputusan-keputusan di tingkat pemerintah atas suatu lokasi. Sebagai alat berbagi informasi.
Itulah mengapa dalam GIS juga diperlukan sense of art atau rasa seni baik itu seni dalam arti teknik-teknik penggambaran yang bagus maupun seni mengkomunikasikan (berkomunikasi). Mungkin peta akan lebih “hidup” jika disertai dengan foto-foto yang berhubungan.
Penyusunan tata ruang merupakan tugas besar seorang perencana kota dan melibatkan berbagai pihak yang dalam menjalankan tugas tidak terlepas dari data spasial. Data spasial yang dibutuhkan dalam rangka membuat suatu perkiraan kebutuhan atau pengembangan ruang jangka panjang adalah bervariasi mulai dari data yang bersifat umum hingga detail. Bentuk data spasial untuk kegiataan penataan ruang umumnya berupa peta digital dan peta analog yang masing-masing mempunyai karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, dimana jenis dan ruang lingkup serta kedetailan rencana tata ruang sangat menentukan. Peranan data penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi semakin jelas dalam penyusunan tata ruang. Dalam penyusunan tata ruang dibutuhkan informasi spasial yang semakin rinci yang dapat diidentifikasi. Kedua hal ini sangat berpengaruh kepada jenis data penginderaan jauh. Beberapa contoh penginderaan jauh  antara lain penyusunan peta tata lingkungan, peta tata ruang, peta tata guna lahan dan peta desain guna lahan.
Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan konstruksi bangunan dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan. Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya .
Melalui sistem interface GIS yang didesain khusus, pihak pelaksana proyek bisa mendapatkan informasi untuk setiap elemen konstruksi dan menampilkannya pada layar dengan mudah, misalnya melihat status konstruksi dengan melihat elemen bangunan dalam sektor yang sedang dibangun, sektor yang bermasalah ataupun sektor yang memerlukan perhatian atau penanganan secepatnya. Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor akan mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan kepada pengawas proyek untuk mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari pangkalan data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek dengan secepatnya.
Setiap elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya langsung pada gambar bangunan. Lokasi strategis untuk crane pengangkut material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah (command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan. Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau kualitas pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi kemudian dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau ruang yang berkenaan.
GIS juga dapat melakukan analisis apabila terjadinya keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang telah digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya pembangunan apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia serta selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. 

Gambar Contoh aplikasi GIS dalam Pemetaan