1. Apa sih GIS/SIG itu???
SIG merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dapat digunakan oleh berbagai
disiplin ilmu sehinggaa computer system for capturing, managing, integrating,
manipulating, analysing and displaying data which is spatially referenced to
the Earth). ESRI sebagai suatu vendor besar yang bergerak dalam bidang GIS
mendefinisikan GIS sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras
komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara
efisien untuk memperoleh, menyimpan, memuktahirkan, memanipulasi, menganalisis
dan menampilkan semua bentuk informasi yang mempunyai referensi geografi. Berdasarkan
International GIS Dictionary, pengertian dari SIG adalah sistem informasi yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah,
menganalisis dan menghasilkan data yang bereferensi geografis atau data
geospatial.
Secara umum, fungsi GIS yang sangat penting adalah kemampuan untuk
menganalisis data, terutama data spasial yang kemudian menyajikannya dalam
bentuk informasi spasial berikut data atributnya yang bisa mendukung dalam
pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan,
sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum
lainnya.
2. Peranan GIS
Fungsi dasar peta (GIS) adalah menempatkan sesuatu sesuai keberadaan atau kejadiannya di muka bumi. Beberapa keuntungan lain yang didapat dari GIS antara lain; dengan GIS terutama jika menggunakan komputer maka perubahan yang terjadi bisa digambarkan dengan cepat jika dibandingkan dengan cara manual yang harus menggambarkan segala sesuatunya dari awal semisal menggambar peta desa manual dan kemudian menambahkan informasi baru tersebut. Dengan GIS, sejak awal peta desa menjadi obyek tersendiri yang terpisah dari obyek lainnya misal lokasi satu rumah, di mana bisa dipakai lagi untuk keperluan lain.
GIS mempunyai fungsi penyimpanan yang
terstruktur sesuai keinginan si pemakai. Sehingga dengan begitu beberapa hal
yang tidak perlu (misal penggambaran manual dan pengulangan) menjadi tidak
selalu diperlukan, sehingga pekerjaan bisa lebih sederhana dan efektif. Selain
itu perubahan-perubahan informasi bisa dimasukan dan digambarkan secara cepat
karena menggunakan komputer.
Disamping itu semua, fungsi sangat
penting adalah kemampuan GIS untuk menganalisa informasi-informasi geografis
dalam memahami fenomena ruang yang terjadi dan kemudian hal tersebut menjadi
acuan untuk pengambilan keputusan di berbagai tingkatan kehidupan.
Hal ini juga ditunjang dengan maksud,
latar belakang, dan metode-metode atau pengetahuan yang terlibat di dalam
proses melakukan GIS. Contoh, GIS bisa memetakan trend atau pola sesuatu, dia
bisa menggambarkan di mana saja wilayah-wilayah yang rentan bencana di suatu
kabupaten setelah menganalisa data-data/peta curah hujan, lereng, jenis tanah,
tutupan lahan, dan kejadian bencana sebelumnya hanya dalam waktu singkat.
Perencanaan wilayah sangatlah
terbantu dengan adanya GIS, seperti
dalam merencanakan pembangunan sarana kesehatan di suatu maka seorang perencana
harus melihat akan kondisi eksisting lokasi yang akan dibangun. Kemudian
menganalisa mengenai persebaran penduduk dan juga radius pelayanan masyarakat
berdasarkan data GIS yang ada. Dalam hal ini tentunya keberadaan GIS sangatlah
membantu dalam perencanaan.
Bahkan GIS digunakan juga untuk
hal-hal yang bersifat sosial kemasyarakatan, di dalam pemberdayaan masyarakat
misalnya, beberapa organisasi non pemerintah menggunakan GIS dalam pemetaan
partisipatif bersama masyarakat desa. Ini bisa membangkitkan kesadaran dan
kepedulian masyarakat atas apa yang ada dan terjadi di wilayah mereka.
Selain itu juga GIS menghasilkan
alat komunikasi yang efektif, peta bisa digunakan sebagai alat negosiasi dan
bahkan bisa mempengaruhi keputusan-keputusan di tingkat pemerintah atas suatu
lokasi. Sebagai alat berbagi informasi.
Itulah mengapa dalam GIS juga
diperlukan sense of art atau rasa seni baik itu seni dalam arti
teknik-teknik penggambaran yang bagus maupun seni mengkomunikasikan
(berkomunikasi). Mungkin peta akan lebih “hidup” jika disertai dengan foto-foto
yang berhubungan.
Penyusunan
tata ruang merupakan tugas besar seorang perencana kota dan melibatkan berbagai
pihak yang dalam menjalankan tugas tidak terlepas dari data spasial. Data
spasial yang dibutuhkan dalam rangka membuat suatu perkiraan kebutuhan atau
pengembangan ruang jangka panjang adalah bervariasi mulai dari data yang
bersifat umum hingga detail. Bentuk data spasial untuk kegiataan penataan ruang
umumnya berupa peta digital dan peta analog yang masing-masing mempunyai
karakteristik dan spesifikasi yang berbeda, dimana jenis dan ruang lingkup
serta kedetailan rencana tata ruang sangat menentukan. Peranan data
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi semakin jelas
dalam penyusunan tata ruang. Dalam penyusunan tata ruang dibutuhkan informasi
spasial yang semakin rinci yang dapat diidentifikasi. Kedua hal ini sangat
berpengaruh kepada jenis data penginderaan jauh. Beberapa contoh penginderaan
jauh antara lain penyusunan peta tata
lingkungan, peta tata ruang, peta tata guna lahan dan peta desain guna lahan.
Penggunaan teknologi GIS dalam
pengelolaan konstruksi bangunan dapat membantu managemen proyek melihat
kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan
atribut secara bersamaan. Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query),
pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan
cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu dibangunkan
pangkalan data GIS terlebih dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan
seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap
lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan
seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan
data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti
tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang
digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya .
Melalui
sistem interface GIS yang didesain khusus, pihak pelaksana proyek bisa
mendapatkan informasi untuk setiap elemen konstruksi dan menampilkannya pada
layar dengan mudah, misalnya melihat status konstruksi dengan melihat elemen
bangunan dalam sektor yang sedang dibangun, sektor yang bermasalah ataupun
sektor yang memerlukan perhatian atau penanganan secepatnya. Dalam prosedur request
for information (RFI), pihak kontraktor akan mengemukakan masalah yang
dihadapi mengenai suatu elemen bangunan kepada pengawas proyek untuk mendapat
kepastian. Melalui sistem teknologi GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung
elemen tersebut dari pangkalan data dan memindahkan informasi tersebut kepada
pihak konsultan arsitek dengan secepatnya.
Setiap elemen yang mempunyai RFI
bisa dilihat lokasinya langsung pada gambar bangunan. Lokasi strategis untuk crane
pengangkut material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
perintah (command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan. Selain
itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau kualitas
pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil gambar foto atau
rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi kemudian dapat disimpan dalam
pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau ruang yang berkenaan.
GIS juga dapat melakukan analisis
apabila terjadinya keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang
efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang telah
digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya pembangunan
apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui mengapa hal
tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan bermakna
tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan anggaran biaya yang
tersedia serta selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Gambar Contoh aplikasi GIS dalam Pemetaan |