Dulu
jaman saya masih berstatus mahasiswa baru, ada satu hal seakan menjadi momok
dan bahkan ketakukan tersendiri ketika mendengar kata ‘Pengumpulan’. Bagi kami
para mahasiswa baru nan lugu, kata itu seakan sebuah panggilan interogasi yang
menjadikan kami sebagai tersangka. Sementara bagi para senior, menganggapnya
sebagai suatu kesenangan tersendiri.
Singkat
saja, menurut saya pengumpulan tak selamanya jelek. Memang benar, saat
pengumpulan kami para mahasiswa baru tak jarang dibentak-bentak oleh senior,
dikerasi, dipaksa melakukan hal-hal konyol yang lucu bagi mereka saat itu (Dan
bagi kami hal itu akan menjadi lucu setelah dilewati). Tetapi beberapa hal
penting yang juga kami dapatkan dari mereka (para senior) adalah mental yang
keras untuk siap menghadapi dunia yang keras.
Tak
jarang pula jika mendengar kata ‘Pengumpulan’ kami para mahasiswa baru akan
sangat lincah mengatur strategi paling cerdik untuk menghilang secepat kilat
dari incaran para senior. Dan cara saya yang paling jitu saat itu adalah izin
shalat, setelah itu wassalam.
Mengapa
kami suka sekali kabur? Simpel saja jawabannya karena kami lelah, kami
mahasiswa baru dengan tugas segunung, belum lagi kami baru saja berusaha
beradaptasi dengan kehidupan baru sebagai anak kost, dan tugas lapangan yang
tak kunjung putus sementara para senior dengan teganya mengajak kami melakukan
pengumpulan yang seringkali berakhir ketika magrib bahkan waktu menjelang isya.
Kami lelah itu saja.
Olahraga Pagi Bersama |
Tetapi
jika dipikir-pikir lagi sekarang, sebenarnya tak hanya kami yang lelah. Para
senior itupun lelah mengumpulkan para anak-anak mami ini yang sangat cerdik
kabur dari hadapan mereka. Mereka juga punya banyak tugas yang harus
dikerjakan, mereka juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan tetapi
mereka masih mau meluangkan waktu untuk membantu membentuk karakter kami para
mahasiswa baru yang sangat cengeng dengan kata lelah.
Bagi Senior ini adalah Hal yang 'Lucu', Kami baru mengerti kelucuan itu setelah lulus |
Kalian
tahu berapa lama kami harus menanggung derita pengumpulan? Setahun. Ya, hingga
kami memiliki junior. Awalnya kami mengira dengan begitu derita kami telah
selesai, ternyata tidak kawan. Mengapa? Karena tugas kami berikutnya adalah
menggembleng para junior kami yang sama cengengnya dengan kami dulu. Dan itu
bukanlah hal yang mudah.
Jika
ada yang bertanya apa kami mendapatkan kekerasan fisik, pastinya ya… Bukanlah
hal baru di Fakultas kami, tapi kami tetap bertahan walaupun saya pribadi tidak
pernah setuju dengan kontak fisik. Kenapa? Mungkin karena kami sudah termakan
doktrin sebagai mahasiswa dari Fakultas terkuat se-universitas. Tanpa kami
sadari kami termakan doktrin tersebut dan bangga melabeli diri sebagai
Mahasiswa Fakultas Teknik.
Di
Fakultas ini juga pertama kalinya kami para mahasiswi merasa sangat dihargai
tak hanya oleh Para Mahasiswa tetapi juga senior lelaki. Kami para mahasiswi
selalu didahulukan, mulai dari melaksanakan ibadah, antri makan, antri masuk
kelas perkuliahan, melaksanakan tugas berat bahkan hingga dijaga pulang ke
rumah. Di fakultas ini, mungkin para pendatang baru akan bingung melihat para
mahasiswa baru mengapa selalu menghadap tembok ketika berpapasan dengan para
mahasiswi, jawaban simple saja karena haram hukumnya Para Mahasiswa baru
melihat mahasiswi baru apalagi senior secara terang-terangan. Mereka (Para mahasiswa
baru) hanya diizinkan melihat para mahasiswa dengan kepentingan menjaga itupun
dari belakang. Hanya itu Titik.
Jika
kalian menghadiri kuliah umum yang dihadiri oleh Mahasiswa se-universitas, maka
kamu bisa melihat Fakultas Kami yang mana tanpa perlu bertanya. Kami terdoktrin
oleh Para senior kami untuk tidak bercampur dalam hal apapun antara lelaki dan
wanita. Tanpa dikomando, maka dengan sendirinya akan terbentuk barisan duduk
lelaki dan barisan duduk wanita. Jangan sekali-kali berpikir untuk mendekati
atau menggoda wanita dari Fakultas kami ketika kuliah umum berlangsung,
mengapa? Simpel saja karena bisa terjadi perang antar fakultas jika anda berani
mencoba. Bagi Fakultas kami yang penuh dengan lelaki sejati, wanita adalah ratu
yang sangat dijaga dan dihormati.
Tak
selamanya Pengumpulan itu jelek kawan, jika diorganisir oleh Mahasiswa yang
berpikiran cerdas. Mungkin terlihat menakutkan dan melelahkan tetapi itu hanya
diawal saja, ketika saya memasuki tahun ke-3 dan ke-4 dengan setumpuk tugas dan
tekanan dari berbagai pihak baik itu dosen, orang tua maupun bos (kerjaan
sampingan), saya baru sadar bahwa lelah yang saya alami saat pengumpulan
mungkin hanya 1/8 dari yang saya alami diakhir tahun perkuliahan saya. Para
senior itu seakan ingin memberitahu kami para anak cengeng ini dari awal, bahwa
jangan sampai menyesal dengan pilihan kami hanya karena karakter manja yang
kami pupuk. Mereka hanya ingin menanggalkan sikap cengeng kami yang berbalut
busana putih abu-abu dan menggantinya dengan baju besi dan semangat baja,
karena tak semua orang bisa bertahan hingga akhir di Fakultas Teknik dengan sikap
bureng (buru rengking : panggilan bagi para manusia dengan IPK 3,5 keatas) saja.
Beberapa
saat lalu, saya mendengar dari berbagai media social bahwa system pengkaderan
telah banyak berubah di kampus saya dulu. Tak ada lagi pengumpulan, tak ada
lagi doktrinasi dan tak ada lagi lelucon lucu ketika pengkaderan. Bahkan yang
terakhir, saya mendengar bahwa tak ada lagi perlakuan istimewa bagi para
mahasiswi di Fakultas ini, semua bercampur
baur tanpa ada sekat. Semua harus berbasis kepada ide-ide kreatif yang
disetujui oleh dosen, dan mampu membawa dan mengangkat citra dan nama baik
universitas. Memang benar satu-satunya yang sejati dalam hidup ini adalah
perubahan. Semoga perubahan kultur yang terjadi saat ini akan memberikan dampak
yang baik juga bagi para lulusannya.
Tapi satu hal yang pasti kawan dan tak bisa dipungkiri, angkatan yang dikader oleh para senior mempunyai ciri khas tersendiri, karena doktrin kami dari dulu hingga saat ini hanya tiga hal ‘Loyalitas, Senioritas dan Solidaritas’. Dimana pun kami berada, apapun posisi dan jabatan kami saat ini, kami tetapi memegang tinggi tiga hal itu.
Tapi satu hal yang pasti kawan dan tak bisa dipungkiri, angkatan yang dikader oleh para senior mempunyai ciri khas tersendiri, karena doktrin kami dari dulu hingga saat ini hanya tiga hal ‘Loyalitas, Senioritas dan Solidaritas’. Dimana pun kami berada, apapun posisi dan jabatan kami saat ini, kami tetapi memegang tinggi tiga hal itu.