Part 3
Hal yang paling seru adalah sore hari sebelum sahur pertama
dimulai. Mengapa?? Karena pada saat ini para peserta KKN (terutama para cowok)
dengan semangat ’45 akan membuat daftar menu yang mereka inginkan untuk
disantap saat sahur dan mereka pun tak segan-segan untuk turun langsung ke
pasar untuk memenuhi semua kebutuhan untuk persiapan sahur. Sayangnya sebagian
besar keterlibatan para kaum lelaki ini hanya sampai disitu, karena pada
dasarnya ketika tiba waktu memasak untuk sahur maka merekalah orang pertama
yang akan angkat dari dapur dan dengan manisnya menunggu di kamar hingga
makanan semua siap. Meskipun kadang-kadang kalau lagi kumat rajinnya mereka
juga akan ikut masak di dapur.
Hal yang juga akan sangat berbekas yaitu kegaduhan saat sahur,
mengingat space dapur yang hanya 2 x 2 m dan dikeroyok oleh 5 wanita sekaligus
tidaklah heran jika kemudian ada omongan tetangga yang mengatakan anak-anak KKN
adalah pembuat gaduh tiap kali waktu sahur (haha…) itu baru komentar tetangga
kanan-kiri belum komentar tuan rumah yang tinggal tepat dibawah lantai dapur
kita…(hehe…maaf ya bu).
Berbicara tentang sahur tentu pasti akan berbicara juga
tentang waktu berbuka, hanya saja konten dan suasananya lebih gaduh lagi. Jika
sebelumnya dapur hanya dikeroyok oleh 5 orang maka kali ini bertambah menjadi 9
orang. Entah itu sebagai pekerja aktif, pekerja aktif, komentator ataupun
tester yang jelas dapur adalah ruang keluarga terfavorit anggota selama bulan
puasa di posko KKN. entah itu saat sahur, siang hari, waktu berbuka hingga
makan malam.
Berbagai tabiat dari setiap orang pun terbaca, seperti sangat
bersemangat sahur hingga selalu sahur diawal, ada pula yang sahur selalu 5
menit sebelum imsak, ada yang sulit sekali di bangunkan ketika sahur, ada yang
rajin sekali selama bulan ramadhan, ada pula yang sangat..sangat malas ketika
sedang berpuasa….berbagai perilaku unik dan aneh pun keluar.
Tak jarang juga penyakit homesick dengan suasana ramadhan
dirumah kerap menjangkiti peserta KKN. Tetapi itulah awal dan proses keluarga
kecil ini, berusaha untuk saling melengkapi satu sama lain layaknya sebuah
keluarga utuh. Keluarga yang hanya bertahan 2 bulan disebabkan tuntutan studi.
Keluarga yang mencoba untuk saling mengikat antar hati setiap anggotanya.
Ya…sesingkat itulah keluarga kecil ini tapi akan terus membekas hingga hembusan
terakhir.