A. MODEL ATOM NEILS BOHR
Sebelumnya
seorang ahli kimia bernama
Rutherford telah
mengemukakan teorinya yang mengatakan bahwa “elektron-elektron yang berada pada
atom berputar mengelilingi inti atom. Padahal menurut hukum fisika klasik bahwa
elektron yang mengelilingi inti atom lama-kelamaan akan jatuh ke inti atom.
Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa elektron di dalam atom
tidak akan pernah jatuh ke inti atom. Dalam hal ini kelemahan yang dimiliki
oleh
Rutherford adalah ia tidak bisa
menjelaskan susunan elektron yang berputar mengelilingi inti atom dan mengapa
elektron tidak jatuh pada inti atom sesuai dengan teori fisika klasik.
Adanya fakta seperti itu sehingga
membuat Niels Bohr seorang ahli fisika menyatakan bahwa kelemahan Rutherford dapat dipecahkan dengan menggunakan teori
kuantum untuk menggambarkan struktur atom. Adapun teori yang di kemukakan oleh
Niels Bohr untuk mendukung teori dari Rutherford
yaitu dengan menggunakan sampel hydrogen hal ini dikarenakan hydrogen hanya
memiliki 1 elektron.
Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut maka Bohr merumuskan sebagai berikut:
1). Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada
lintasan tertentu dengan tingkat energi tertentu.
2). Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke
lintasan lainnya dengan melakukan penyerapan maupun pelepasan energi sesuai dengan persamaan Planck yaitu E = hv.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya spectrum warna.
3). Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan
lintasan tertentu, dengan momen sudut kelipatan h/2n, sehingga momentum setiap
lintasan mempunyai nilai n.(h/2n) h =
ketetapan Planck dan selama mengelilingi inti atom elektron sama sekali tidak
menyerap maupun melepaskan energi (statitioner). Dikarenakan itulah maka
elektron tidak pernah jatuh pada inti atom.
Ionisasi
juga mengakibatkan hilangnya gaya
tarik menarik antara elektron dan inti atom (proton) sehingga energinya adalah
nol
B.SPEKTRUM UNSUR
Spectrum
adalah susunan warna yang diperoleh dari perambatan cahaya melalui suatu prisma
kaca.
Niels
Bohr mengambil sampel hydrogen agar dalam pelaksanaan eksperimen, pengamatan
akan lebih mudah karena hanya ada satu elektron. Adapun proses terjadinya
spectrum pada hydrogen , karena adanya keadaan elektron yang tidak stabil atau
mengalami eksitasi karena penyerapan energi. Keadaan yang tidak stabil ini akan
segera menjadi stabil bila elektron tersebut kembali ke kondisi energi
sebelumnya sambil memancarkan foton (seberkas cahaya yang terdiri dari
beribu-ribu partikel) dengan energi tertentu yaitu sebagai garis-garis warna. Besarnya energi foton dalam bentuk spectrum ternyata
merupakan selisih energi dari tingkat lintasan elektron semula dengan lintasan
baru, ∆E=E2-E1.
Spectrum
dapat dibedakan menjadi dua yaitu spectrum kontinyu dan spectrum garis. Dimana
spectrum kontinyu adalah spectrum lengkap yang dihasilkan oleh cahaya matahari
sedangkan spectrum garis adalah spectrum yang dihasilkan oleh unsur yang hanya
mengandung beberapa garis warna yang terpisah satu sama lain. Sebagai contoh pada
spectrum kontinyu adalah pada saat cahaya
matahari dipantulkan jika di fraksikan pada kepingan CD maka akan muncul
spectrum lengkap seperti warna pelangi. Dan pada spektrum garis sebagai contoh
yaitu uap Natrium dan uap raksa (merkurium) bila dipanaskan menghasilkan warna
kuning dan dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan.
C. PERTENTANGAN
DARI PARA ILMUWAN TENTANG TEORI BOHR
Berdasarkan perkembangan fisika
mutakhir maka Louis Victor de
Broglie menyatakan bahwa elektron
mempunyai sifat sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang, hal ini
didapatkan berdasarkan teori energi yang telah diungkapkan oleh Einstein dan
Max Planck. Berdasarkan pernyataan de broglie tersebut maka disimpulkan bahwa
gelombang tidak bergerak menurut garis melainkan menyebar pada suatu daerah
tertentu.