Desember 08, 2013

GADIS BERHIJAB BIRU


Gadis berhijab biru
Duduk termenung diantara sepinya halte kampus
Berduel dengan ransel dan buku
Berharap mampu membunuh kesepian

Gadis berhijab biru
Tersenyum diantara ributnya angkutan umum
Bersama para budak kota
Berharap terjangkit virus bahagia

Gadis berhijab biru
Menunggu redanya hujan di pelataran musholah
Bersama angin senja
Berharap menemukan tujuan akhir perjalanan ini


Oktober 10, 2013

AL-BIRUNI


Selama ini ketika kita berbicara terkait masalah kebumian, geografi, serta berbagai teknologi terkait ilmu kartografi (untuk anak-anak planologi bukan hal baru) maka condong kita melihat bahwa semua itu adalah hasil kerja keras dunia barat mulai dari penemuan hingga pengembangannya. Apalagi selama ini yang ditanamkan dikurikulum sejak SD dulu yaitu Copernipus dan Galileo Galilei menjadi pesohor ilmu ini. Ternyata tidak seperti itu sobat, justru pertama kali ilmu tentang kartografi ini dicetuskan oleh seorang ilmuwan Islam yang kedudukannya sebagai seorang tahanan.
Silahkan baca dulu ulasan singkat tentang sepak terjang ilmuwan satu ini.

AL-BIRUNI
Peletak Dasar Sains Modern
(Bapak Kartografi yang sebenarnya)

Pernah seseorang bijak bertanya menagapa seorang cendekiawan selalu datang berbondong-bondong mendatangi pintu orang-orangkaya, sementara orang-orang kaya enggan mengetuk pintu para cendekiawan. “para cendekiawan,” jawabnya sangat memahami menfaat uang, tetapi orang-orang kaya tidak mengetahui keutamaan imu pengetahuan.
Abu Ar-Rayhan Muhamad ibn Ahmad Al-Biruni adalah seorang ilmuwan serba bisa yang memiliki keahlian setara dalam fisika, metafisika, matematika, geografi, dan sejarah. Lahir di Kota Khat dekat “Ural” pada15 September 973, Al-Biruni hidup semasa dengan ahli fisika terkanal Ibn Sina. Sejak usia dini, dia berguru kepada Abu Nasr Mansur, seorang ahli astronomi dan matematika terkenal. Pada usia 17 tahun, dia mulai menggeluti sains dengan serius. Dia menghitung garis lintang kota tempat tinggal ndengan mengamati ketinggian maksimum matahari. Ketika berusia 22 tahun, dia menulis sejumlah karya pendek. Salah satunya yang masih bertahan hingga kini adalah Cartography, penelitian tentang perpetaan. Al-Biruni mengkaji pelbagai macam peta yang ada pada saat itu dan menuliskan hasil studinya. Selain itu dia membuat peta belahan bumi versinya sendiri.
Kecerdasan Al-Biruni menjadi buah bibir ketika Sultan Mahmood Ghaznawi, salah satu raja Muslim abad ke-11, menaklukan negerinya, dia membawa Al-Biruni bersamanya.
Hubungan antara Mahmood dan Al-Birun ini cukup aneh. Bisa dikatakan bahwa sebetulnya Al-Biruni adalah tawanan Mahmood dan tidak diperbolehkan pergi sesukanya. Tetapi perjalanan militer Mahmood ke India selalu menyertakan Al-Biruni dan Al-Biruni sangat menikmatinya. Al Biruni mungkin mengharapkan perlakuan yang lebih baik dari Sultan, tetapi penelitian-penelitian ilmiahnya jelas mendapat dukungan. Dia telah mengunjungi seluruh pelosok India dalam kurun waktu 20 tahun dan berkesmpatan mempelajari filosofi, matematika, geografi dan agama hindu dari seorang Pandita yang sebagai imbalannya dia ajari ilmu pengetahuan dan filosofi Yunani dan Arab.
Sekembalinya dari India, Al Biruni menulis bukunya yang terkenal, Qanun-I Masoodi (Al-Qanun Al-Masudi, fi Al-Hai’a wa Al-Nujum) yang dipersembahkan bagi Sultan Masood (putra Sultan Mahmood). Buku itu membahas beberapa teorema astronomi, trigonometri, pergerakan matahari, bulan dan planet-planet serta topik-topik terkait.
Dalam bukunya berjudul Al-Athar Al-Baqia, Al Biruni berusaha menghubungkan sejarah kuno bangsa-bangsa secara geografis. Dalam buku ini, dia membahas rotasi bumi dan mengukur garis bujur dan lintang pelbagai tempat dengan tepat.
Berabad-abad sebelum ilmuwan lain, Al-Biruni sudah mempertanyakan apakah bumi berputar pada sumbunya atau tidak. Dia menjadi orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan berkaitan dengan fenomenas astronomis itu. Dia mengembangkan metode triseksi segitiga dan persoalan-persoalan lain yang tidak dapat dipecahkan dengan penggaris dan kompas saja.
Al-Biruni wafat pada tahun 1048, pada usia 75 tahun setelah menghabiskan 40 tahun masa hidupnya untuk mengumpulkan ilmu dan memberikan sumbangannya sendiri pada ilmu pengetahuan. Dia dianggap sebagai salah satu ilmuwan besar dunia islam, sepanjang waktunya. Semangatnya, kecintaannya akan kebenaran dan pendekatan ilmiahny,digabungkan dengan rasa toleransi yang besar. Antusiasmenya terhadap ilmu pengetahuan bisa dinilai dari pernyataannya: 
Allah itu Mahatahu, Dia tidak membenarkan kebodohan.

From: Memahat Kata Memugar Dunia
Posting by: Farish Al Farishy

September 30, 2013

Cerita Konyol : ‘Jadi mi Tugasmu’ (Jadi mi Tugasmu??)



Kejadian konyol yang menjadi pelajaran penting bagi kami sendiri.

Cerita ini dimulai dengan tugas besar yang diberikan oleh seorang dosen yang mana sebagai tiket masuki ujian final semester. Tepatnya mata kuliah Sistem Informasi Geografis, jadi tugas yang diberikan adalah menganalisis peta menggunakan program GIS. Saat itu setiap kelompok terdiri 2-3 orang, dan deadline terakhir adalah 15 menit sebelum ujian final.
Kejadian di mulai satu hari sebelum ujian oleh tiga sekawan. Salah seorang teman bernama Alank mengirim pesan singkat kepada teman kelompoknya. Dengan maksud untuk bertanya apakah tugas besar tersebut sudah selesai. Isi dari pesan itu cukup singkat ‘Jadi mi tugasmu’ lalu meng-send ke Fadly tanpa menambahkan tanda tanya (?) pada belakang kalimat. Fadly yang notabenenya juga belum mengerjakan tugas besar tersebut langsung menyambut dengan gembira isi pesan singkat, tanpa berpikir dua kali ia pun menganggap bahwa masalahnya terkait tugas besar telah terselesaikan dengan sms tersebut.
Dengan santai Fadly meneruskan pesan singkat tersebut pada teman kelompoknya yang ketiga; Ikram, dengan isi pesan yang sama. ‘Jadi mi tugasmu’ dengan ekspresi yang sama dengan Fadly, Ikram pun langsung tersenyum melihat isi pesan itu. Sementara Alank, sang pengirim pesan diawal sekali masih merasa khawatir karena sms yang dikirimnya belum dibalas oleh Fadly tanpa sadar akan kesalahan terbesar yang sudah dibuatnya.
Jauh di tempat lain, Ikram pun melangkah memasuki dunia mimpinya tetapi sebelum itu dia menyempatkan untuk mengirimkan pesan singkat dari Fadly ke Alank, ‘Jadi mi tugasmu’. Alank yang khawatir sejak tadi akhirnya bisa merasa lega dan melangkah ke dunia kapuk tanpa beban setelah mendapatkan pesan singkat dari Ikram.
Keesokan harinya, Hari Ujian. LT-01. Fadly dan Alank telah duduk dengan manis di ruangan ujian, sementara itu Sang Dosen pun mulai mengecek satu persatu tugas besar setiap mahasiswa. Ketika sampai pada giliran Fadly dan Alank, mereka dengan santai menjawab di Ikram, pak. Lima menit kemudian Ikram datang dengan setengah berlari, dan langsung di hadang dengan pertanyaan yang sama oleh Sang Dosen tentang Tugas besar. Ikram dengan santai mengatakan ‘Saya satu kelompok dengan Fadly, Pak.’ Dengan perkiraan Fadly sudah menyetorkan Tugas Besar tersebut. Secara spontan tiga sekawan tersebut saling melihat, antara bingung, merasa bodoh dan takut apa yang akan mereka hadapi jika Sang Dosen megeluarkan mereka dari ruang ujian saat itu juga.
Untunglah hari itu keberuntungan mereka bertiga, Sang Dosen sedang bermurah hati untuk memaafkan kesalahan konyol yang mereka buat. Setelah mereka menghadap dosen dan menjelaskan alasan mereka sambil memohon agar nilai mereka tidak dibatalkan.
Setelah keluar dari ruang dosen, Ketiga sekawan ini pun pergi menuju Plazgoz, bercerita tentang kebodohan dan kekonyolan mereka, dan tertawa terbahak-bahak. Saya yang berada di Plazgoz saat itu pun tak bisa berhenti tertawa mendengar cerita konyol itu.
Itulah akibat fatal dari pengharapan berlebihan dari orang lain ketika berada dalam tugas kelompok. Semoga tak ada kejadian konyol seperti ini terjadi lagi, terutama bagi ketiga sekawan itu.


September 29, 2013

Lirik Lagu Fiersa Besari

WAKTU YANG SALAH feat Thantri

Jangan tanyakan perasaanku jika kau pun tak bisa beralih
dari masa lalu yang menghantuimu, karena sungguh ini tidak adil

Bukan maksudku menyakitimu, namun tak mudah tuk melupakan
cerita panjang yang pernah aku lalui, tolong yakinkan saja raguku

Pergi saja engkau pergi dariku, biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah, hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah

Hidup memang sebuah pilihan, tapi hati bukan tuk dipilih
Bila hanya setengah dirimu hadir dan setengah lagi untuk dia

Pergi saja engkau pergi dariku, biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah, hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah

Bukan ini yang ku mau, lalu untuk apa kau datang?
Rindu tak bisa diatur, kita tak pernah mengerti
Kau dan aku menyakitkan

Pergi saja engkau pergi dariku, biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah, hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat di waktu yang salah

September 28, 2013

Curhatan Tak Sampai:



SIAPA BILANG ‘BANYAK’ MAHASISWA ASAL PAPUA SULIT BERADAPTASI DARI SEGI MENTAL DAN INTELEKTUALITAS DI DUNIA KAMPUS???



Gambar Artikel 'Kala Papua Berguru di Hasanuddin’
Dua hari lalu secara tak sengaja saya membaca salah satu kolom artikel civitas di Media Massa Kampus dengan judul ‘Kala Papua Berguru di Hasanuddin’, sebagai orang yang lahir dan tumbuh besar di tanah Papua tentunya saya langsung tertarik dengan judul yang tercantum dengan pemikiran awal (beberapa detik sebelum membaca) pasti hal positif tentang mahasiswa Papua. Sayang sekali sodara…10 menit kemudian saya cukup kecewa dengan opini yang tertulis pada media kampus tersebut.
Pertanyaannya adalah apakah yang tertulis disana?? Kurang lebih isi dari artikel tersebut adalah tentang mahasiswa/i asal Papua yang berkuliah dengan bantuan beasiswa afirmasi dari Pemda. Mereka (yang menerima beasiswa) umumnya memiliki berbagai masalah terkait program studi yang telah dipilih entah itu tak sesuai minat hingga sang mahasiswa setengah hati mengikuti perkuliahan, masalah sulitnya mengikuti proses perkuliahan dan yang paling sering terjadi adalah masalah keterbatasan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidup selama berkuliah di kampus merah ini.
Sebuah paragraph penutup pada artikel itu  menyimpulkan seperti ini ‘banyaknya mahasiswa asal Papua mengeluhkan kondisi perkuliahan Unhas lebih disebabkan mental dan intelektual mereka belum bisa beradaptasi karena sekolah-sekolah mereka berada di daerah tertinggal, jadi ketika kuliah mereka mengalami cultural shock dan stress
Dan jujur saya juga mengalami shock dengan paragraph terakhir di artikel tersebut. Memangnya seberapa banyak mahasiswa asal Papua yang ‘mereka’ survey hingga bisa mengatakan hal seperti itu?? Jika kalian yang membaca blog ini bukan berasal dari Papua mungkin sepintas lalu kalian akan sepakat, tetapi jika kalian berasal dan tumbuh besar di tanah Papua maka saya yakin persepsi kalian akan berbeda. Paragraf terakhir artikel tersebut menunjukkan satu hal bahwa selama ini pandangan para birokrat, dosen, hingga staf di kampus terhadap kami para mahasiswa yang lulusan SMA/SMK di Papua dengan model yang sama atau bahasa kerennya meng-generalisasi-kan mental dan intelektual kami semua, sebagai orang-orang dari daerah tertinggal dan akan mengalami cultural shock dan stress dengan proses perkuliahan di kampus dengan julukan world class university ini.
Saya teringat ketika masih menjadi mahasiswa baru (maba) di kampus merah ini, setiap kali program BSS (salah satu pelatihan skill untuk mahasiswa baru) ada satu momen dimana sebelum mengajukan pertanyaan pada dosen maka harus menyebutkan nama dan asal sekolah. Dan setiap kali saya melakukan hal tersebut, dengan bangga menyatakan saya lulusan Papua maka semua orang di ruangan akan berdecak dan ber’Ooo’ria dengan raut wajah yang berubah begitupun dosen. Entah sebuah decakan kagum atau kaget melihat seorang mahasiswa asal Papua berada di tengah ruangan kuliah dengan tingkat keaktifan diatas rata-rata. Bahkan hal seperti ini tak berhenti pada saat maba, ketika pertengahan perkuliahan hingga akhir pun, umumnya ketika saya mengatakan berasal dari papua atau melihat biodata personalku maka mereka untuk sepersekian detik akan memasang raut wajah kaget dan berkata ‘jauh sekali ya sekolahnya?’ atau ‘jauh sekali kampungnya’ dan saya pun biasanya hanya menjawab dengan senyuman. Hingga bosan saya setiap kali hal seperti ini terjadi. Apa yang salah dengan mahasiswa asal papua sekolah sejauh ini? Lebih tepatnya sekolah disini??
Mungkin karena persepsi yang salah selama ini terhadap kami (mahasiswa asal Papua.red) dengan berpikiran bahwa tingkat intelektualitas kami tidak mampu bersaing dengan masyarakat luar Papua.
Oh, Come on…lalu apa sebenarnya tujuan dari tulisan blog ini, apa hanya curhat omong kosong? Atau sebuah nostalgia??
Itukan pertanyaan kalian??!
Saya hanya ingin menyampaikan, tidak semua mahasiswa asal Papua memiliki mental dan intelektual yang rendah apalagi mengalami cultural shock dan stress saat kuliah. Saya adalah bukti nyata, saya lahir di Tanah Papua. Saya tumbuh besar di Tanah Papua. Saya mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya di Kampus Merah ini. Dan saya juga menjadi lulusan terbaik di Kampus merah ini. Saya adalah Mahasiswa Asal Papua.
Saya hanya sebagian kecil dari teman-teman lainnya yang lebih pintar dan sukses yang kuliah dan tamat dari kampus merah ini. Banyak teman-teman saya lainnya dengan bantuan beasiswa Pemda Papua sedang melanjutkan kuliah S1 di Jerman, Jepang, China, Amerika dan beberapa Negara lain. Bahkan perlu di catat peraih nobel fisika di Indonesia adalah Seorang Anak Asli Papua, daerah yang selalu di pandang sebelah mata. Kami semua adalah mahasiswa asal Papua, kami memiliki mental dan intelektual yang siap diadu dengan mahasiswa manapun.
And the last, ayolah…jangan melontarkan suatu statement yang mempengaruhi mindset orang banyak untuk meng-generalisasi-kan kami.
 

Juli 17, 2013

Sekilas tentang Peremajaan Kota


Menurut Djoko Sujarto (Sujarto, 1985:2), peremajaan kota dapat dilihat dalam tiga lingkup, yaitu :
1.         Peremajaan kota sebagai suatu proses, sebagai suatu proses peremajaan kota diartikan sebagai proses pengembangan kembali bagian wilayah kota yang telah terbangun untuk meningkatkan produktivitas serta kegunaan bagian wilayah kota tersebut.
2.         Peremajaan kota sebagai suatu fungsi, sebagai suatu fungsi peremajaan kota diartikan sebagai kegiatan untuk menguasai, menata dan merehabilitasi atau membangun kembali suatu bagian wilayah kota yang telah rusak untuk dapat menampung kegiatan-kegiatan yang konsisten dengan rencana kota yang ada.
3.         Peremajaan kota sebagai suatu program,  sebagai suatu program peremajaan kota dapat merupakan bgian dari suatu kegiatan pelaksanaan pembangunan kota yang terkoordinir dan terpadu.

Pengertian peremajaan kota yang lain, seperti dikutip oleh Achadiat Dritasto (1998:68-69) dari Mochtarram, yaitu sebagai berikut :
1.         Menurut Grebler; peremajaan kota adalah usaha perubahan lingkungan perkotaaan yang disesuaikan dengan rencana dan perubahan tersebut dilakukan secara besar-besaran untuk dapat memenuhi tuntutan baru kehidupan di kota.
2.         Menurut Parry Lewis; peremajaan kota adalah pembongkaran secara besar-besaran dari bangunan yang pada umumnya sudah tua agar terdapat lahan kosong yang cukup besar sehingga dapat direncanakan dan dibangun kelompok bangunan baru, jalan dan ruang terbuka.
3.         Menurut Weimer dan Hoyt; peremajaan kota adalah meliputi usaha-usaha rehabilitasi untuk memperbaiki struktur di bawah standar sehingga memenuhi standar yang seharusnya; konservasi adalah menyangkut rehabilitasi dan pemeliharaan dengan maksud meningkatkan mutu suatu daerah; redevelopment yaitu pembongkaran, pembersihan dan pembangunan kembali suatu daerah.

Pengertian lainnya yang dikutip dari tugas akhir Rica Swasti, menurut Danisworo (Swasti, 1998:17), yaitu peremajaan kota dapat diartikan sebagai salah satu pendekatan dalam proses perencanaan kota yang diterapkan untuk menata kembali suatu kawasan di dalam kota dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai dari kawasan kota tersebut sesuai dengan potensi serta nilai ekonomi yang dimilikinya.
Pengertian peremajaan kota lainnya yang dikutip dari Laporan Studio Perencanaan Kota, Teknik Planologi-Institut Teknologi Nasional, 1994, yaitu peremajaan kota adalah perubahan kota secara fisik terhadap bangunan dan fasilitas yang sudah rusak atau menurun kualitasnya. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk mengatasi tekanan akibat perubahan sosial ekonomi. Peremajaan kota juga merupakan suatu hal yang terus menerus dilakukan karena keadaan penduduk dan kebutuhannya selalu berubah.
Peremajaan kota (urban renewal) merupakan usaha yang dilakukan untuk mengatasi dan mengantisipasi semakin meluasnya dampak negatif pada perkembangan kota. Dalam hal ini peremajaan kota dilakukan untuk mengatasi masalah kerusakan suatu kawasan/kota (urban blight), yaitu mencakup kerusakan dan kemunduran kualitas dari bangunan-bangunan kota dan lingkungannya, atau jika diukur menurut standar yang berlaku, kondisi bangunan dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat.

Menurut Chapin (Chapin, 1965:311-312), kerusakan kawasan perkotaan terdiri atas dua macam, yaitu :
1.      Kerusakan yang sederhana/ringan (“simple form of urban blight”), meliputi : kerusakan-kerusakan struktural, tidak ada fasilitas sanitasi, pemeliharaan lingkungan yang elementer kurang, penumpukan sampah, bau/bising, kekurangan fasilitas sosial, dan sebagainya.
2.      Kerusakan kawasan kota yang kompleks/rumit (“complex form of urban blight”), meliputi : tata guna lahan yang campur aduk, pembagian dari blok-blok rumah dan jalan-jalan yang tidak praktis, kondisi yang tidak sehat, keadaan yang tidak aman serta membahayakan, dan sebagainya.

Peremajaan kota dilakukan dengan pertimbangan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Faktor pertimbangan ekonomi, menurut Richardson (Dritasto, dkk., 1998:69) ada dua hal yang mengakibatkan diperlukannya usaha peremajaan kota, yaitu :
1.      Pertama, keadaan buruk perumahan penduduk berpenghasilan rendah di pusat kota,
2.  Kedua, adanya kebutuhan akan lokasi di pusat kota untuk kegiatan komersial maupun perumahan penduduk berpenghasilan tinggi.

Peta Google Earth Kota Makassar