April 07, 2013

TEORI NEILS BOHR


A. MODEL ATOM NEILS BOHR
Sebelumnya seorang ahli kimia bernama Rutherford telah mengemukakan teorinya yang mengatakan bahwa “elektron-elektron yang berada pada atom berputar mengelilingi inti atom. Padahal menurut hukum fisika klasik bahwa elektron yang mengelilingi inti atom lama-kelamaan akan jatuh ke inti atom. Akan tetapi hal ini tidak sesuai dengan kenyataan bahwa elektron di dalam atom tidak akan pernah jatuh ke inti atom. Dalam hal ini kelemahan yang dimiliki oleh Rutherford adalah ia tidak bisa menjelaskan susunan elektron yang berputar mengelilingi inti atom dan mengapa elektron tidak jatuh pada inti atom sesuai dengan teori fisika klasik.
            Adanya fakta seperti itu sehingga membuat Niels Bohr seorang ahli fisika menyatakan bahwa kelemahan Rutherford dapat dipecahkan dengan menggunakan teori kuantum untuk menggambarkan struktur atom. Adapun teori yang di kemukakan oleh Niels Bohr untuk mendukung teori dari Rutherford yaitu dengan menggunakan sampel hydrogen hal ini dikarenakan hydrogen hanya memiliki 1 elektron.
            Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka Bohr merumuskan sebagai berikut:
1). Elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu dengan tingkat energi tertentu.
2). Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan lainnya dengan melakukan penyerapan maupun pelepasan energi  sesuai dengan persamaan Planck yaitu E = hv. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya spectrum warna.
3). Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan lintasan tertentu, dengan momen sudut kelipatan h/2n, sehingga momentum setiap lintasan mempunyai nilai n.(h/2n)   h = ketetapan Planck dan selama mengelilingi inti atom elektron sama sekali tidak menyerap maupun melepaskan energi (statitioner). Dikarenakan itulah maka elektron tidak pernah jatuh pada inti atom.
Ionisasi juga mengakibatkan hilangnya gaya tarik menarik antara elektron dan inti atom (proton) sehingga energinya adalah nol

 B.SPEKTRUM UNSUR
Spectrum adalah susunan warna yang diperoleh dari perambatan cahaya melalui suatu prisma kaca.
Niels Bohr mengambil sampel hydrogen agar dalam pelaksanaan eksperimen, pengamatan akan lebih mudah karena hanya ada satu elektron. Adapun proses terjadinya spectrum pada hydrogen , karena adanya keadaan elektron yang tidak stabil atau mengalami eksitasi karena penyerapan energi. Keadaan yang tidak stabil ini akan segera menjadi stabil bila elektron tersebut kembali ke kondisi energi sebelumnya sambil memancarkan foton (seberkas cahaya yang terdiri dari beribu-ribu partikel) dengan energi tertentu yaitu sebagai garis-garis warna. Besarnya  energi foton dalam bentuk spectrum ternyata merupakan selisih energi dari tingkat lintasan elektron semula dengan lintasan baru, ∆E=E2-E1.
Spectrum dapat dibedakan menjadi dua yaitu spectrum kontinyu dan spectrum garis. Dimana spectrum kontinyu adalah spectrum lengkap yang dihasilkan oleh cahaya matahari sedangkan spectrum garis adalah spectrum yang dihasilkan oleh unsur yang hanya mengandung beberapa garis warna yang terpisah satu sama lain. Sebagai contoh pada spectrum kontinyu adalah pada saat cahaya  matahari dipantulkan jika di fraksikan pada kepingan CD maka akan muncul spectrum lengkap seperti warna pelangi. Dan pada spektrum garis sebagai contoh yaitu uap Natrium dan uap raksa (merkurium) bila dipanaskan menghasilkan warna kuning dan dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan.

C. PERTENTANGAN DARI PARA ILMUWAN  TENTANG TEORI BOHR
            Berdasarkan perkembangan fisika mutakhir maka  Louis Victor de Broglie  menyatakan bahwa elektron mempunyai sifat sebagai partikel sekaligus sebagai gelombang, hal ini didapatkan berdasarkan teori energi yang telah diungkapkan oleh Einstein dan Max Planck. Berdasarkan pernyataan de broglie tersebut maka disimpulkan bahwa gelombang tidak bergerak menurut garis melainkan menyebar pada suatu daerah tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar