Juni 19, 2012

MANUSIA SIBUK



Ah, Tuhan yang baik
Sudah lama kita tak bertemu
Senin yang sibuk,
Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu
Kami seolah kehilangan waktu
Di mall, di jalanan, di kantoran,
Setiap hari kami berharap pada Minggu
Tapi kami juga manusia biasa, Tuhan,
Butuh hiburan dan istirahat

Maafkan kami, Tuhan;
Untuk hidup yang mabuk,
Kesadaran yang hiruk pikuk

Sebenarnya, kamu juga tahu, kan,
Jauh di kedalaman diriku aku masih mengenangMu-
Bagi ingatan pertama kanak-kanak
Yang selalu sulit dilupakan,
Meski kadang terlupakan

Jadi, Tuhan, please, jangan kemana-mana, ya?
Aku akan segera kembali,
Setelah yang satu ini
Ting! ;)

Disadur dari Buku Yang Galau Yang Meracau! Hal. 195 Karya Fahd Djibran

Tulisan diatas kemudian menyadarkan saya akan satu hal, bahwa selama ini kita (para manusia) terlalu jahat menjadi mahluk. Kita bertemu dan berkomunikasi dengan Tuhan semau kita, jika kita sedang mood kita pergi menemui-Nya, jika kita sedang sibuk kita meninggalkan-Nya, kita tak perlu mengatur schedule sedemikian rupa untuk dapat bertemu dengan-Nya. Oleh karena itu membuat hidup kita semakin semau-maunya kita saja.
Kita membuat paradigma seakan-akan Tuhan yang membutuhkan kita, dengan seenaknya saja kita menggunakan sisa-sisa waktu yang kita punya untuk bertemu dengan-Nya. Kita seolah-olah adalah pusat segala hal dan Ia hanyalah pengikut kita, dan tak lebih dari tempat berkeluh kesah di saat terpuruk.
Padahal sadarkah kita, disaat kita pertama kali diciptakan oleh-Nya. Posisi kita selalu dibanggakan oleh-Nya, bahkan dikatakan sebagai Mahluk paling sempurna. Bahkan ketika para mahluk_Nya yang lain memprotes penciptaan kita, Dialah yang membela kita. Kita diberikan nafas, kesehatan, harta, rasa bahagia dan semua hal yang membuat kita nyaman, bahkan kita diberikan tempat menginap secara gratis di bumi-Nya ini.
Hpffuh…..tapi emang kitanya aja yang kelewat tidak tahu diri. Kita sudah terlalu jauh jatuh dalam kesombongan dan keangkuhan kita sendiri dengan predikat Mahluk Paling Sempurna. Apa mungkin kita keluar dari jurang kesombongan itu???
Entahlah….hanya kita sendirilah yang bisa menjawab pertanyaan itu!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar